Rabu, Mei 09, 2012

Menjaga Hati


Ada yang bilang hati itu ibarat papan kayu, dan pasangan hidup kita itu ibarat sebuah paku. Sedangkan lubang yang dibuat, ketika paku itu dicabut adalah kenangan. Meskipun paku tersebut telah dicabut, tapi papan kayu sudah tak sempurna. Apabila kita sering menancap paku, maka lubangnya pun semakin banyak.




Itulah perumpamaan orang yang “pacaran”. Yup, sebuah budaya jahil yang dianggap biasa oleh masyarakat kita. Apapun alasan, maksud dan tujuannya, “pacaran” tetaplah perbuatan yang dilarang Allah SWT.  Sesuai dengan ilustrasi diatas, orang yang menjadikan pacaran jalan hidupnya, pasti tidak 1,2 kali berpacaran. Karena setiap “tidak cocok” pasti langsung putus, dan mencari yang baru lagi, lalu kejadian ini terus berulang sampai menemukan yang “cocok”. Dan apa akibatnya?? Ya.. hati nya sudah dipenuhi lubang-lubang,  sebanyak “ketidakcocokan” yang ia alami. Dan akhirnya hatinya sudah rapuh, serapuh papan kayu yang lubangnya sudah dimana-mana. 

Dan peristiwa ini hampir terjadi disemua “Remaja”.  Yup, sebuah fase menuju pendewasaaan diri itu, sudah rapuh hatinya, apalagi pada saat dewasa. Sungguh sangat memprihatinkan. 

Dan saya, sebagai salah satu yang pernah mengalami masa remaja, Alhamdulillah belum pernah “pacaran”. Mungkin, karena saya yang orangnya  kuper atau cupu. Tapi apapun itu, saya sangat bersyukur menjadi kuper dan cupu pada saat itu. Karena belum ada yang menancapkan paku ke hati saya. Dan sepertinya, ini karena doa dari orang tua yang mengalir ke saya  untuk menjaga anaknya ini, termasuk Menjaga Hati ini.  

Bahkan, ketika saya mencoba untuk melakukan perbuatan jahil ini, dan hampir saja saya mengatakan “Aku suka sama kamu, mau gak jadi pacar aku??” Tapi Allah masih sayang terhadapku, sehingga saya belum pernah mengucapkan kata itu. Dan tidak akan pernah mengucapkannya, selain ucapan Ijab Qobul sebagai tanda suci ikatan cinta. 

Dan untuk para remaja yang nantinya akan menjadi penerus bangsa ini, saya mohon untuk tidak pernah “pacaran” dan berhenti “pacaran”, karena yang rugi itu adalah kalian sendiri. Kalian hanya akan merusak hati yang sudah dititipkan Allah kepada diri kalian masing-masing. Allah sudah menjadikan hati ini sebagai raja yang menguasai jiwa dan raga kita. Apabila rajanya baik maka ia akan memerintahkan yang baik-baik, dan begitu pula sebaliknya. Sama halnya dengan hati, apabila hatinya baik, maka jiwa,raga,akal akan baik, dan apabila tidak baik, maka jiwa,raga dan akalnya pun menjadi tidak baik.

Saya memang bukanlah siapa” kalian, saya bukanlah orang tua kalian atau sahabat kalian, tapi saya hanya ingin mengingatkan kepada kalian semua, bahwa pacaran bukanlah solusi atas perasaan suka/cinta kita terhadap seseorang, tapi cara untuk mencelakainya, karena sejatinya solusi terhadap perasaan suka/cinta adalah dengan cara Menikah. 

Mudah-mudahan dengan tulisan saya ini, para remaja akan menyadari kesalahannya dan segera bertaubat kepada Allah serta memperbaiki hatinya yang sudah berlubang lalu menjaganya sampai Ikatan Suci yang bernama “Pernikahan”(a)

“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging apabila segumpal daging itu baik maka akan menjadi baik semuanya dan apabila segumpal daging itu jelek maka akan jeleklah semuanya ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.


0 komentar:

Posting Komentar