Ada yang bilang hati itu ibarat papan kayu, dan pasangan
hidup kita itu ibarat sebuah paku. Sedangkan lubang yang dibuat, ketika paku
itu dicabut adalah kenangan. Meskipun paku tersebut telah dicabut, tapi papan
kayu sudah tak sempurna. Apabila kita sering menancap paku, maka lubangnya pun
semakin banyak.
Itulah perumpamaan orang yang “pacaran”. Yup, sebuah budaya
jahil yang dianggap biasa oleh masyarakat kita. Apapun alasan, maksud dan
tujuannya, “pacaran” tetaplah perbuatan yang dilarang Allah SWT.
Sesuai dengan ilustrasi diatas, orang yang menjadikan pacaran jalan
hidupnya, pasti tidak 1,2 kali berpacaran. Karena setiap “tidak cocok” pasti
langsung putus, dan mencari yang baru lagi, lalu kejadian ini terus berulang
sampai menemukan yang “cocok”. Dan apa akibatnya?? Ya.. hati nya sudah dipenuhi
lubang-lubang, sebanyak “ketidakcocokan”
yang ia alami. Dan akhirnya hatinya sudah rapuh, serapuh papan kayu yang
lubangnya sudah dimana-mana.
Dan peristiwa ini hampir terjadi disemua “Remaja”. Yup, sebuah fase menuju pendewasaaan diri itu,
sudah rapuh hatinya, apalagi pada saat dewasa. Sungguh sangat memprihatinkan.
Dan saya, sebagai salah satu yang pernah mengalami masa
remaja, Alhamdulillah belum pernah “pacaran”. Mungkin, karena saya yang
orangnya kuper atau cupu. Tapi apapun
itu, saya sangat bersyukur menjadi kuper dan cupu pada saat itu. Karena belum
ada yang menancapkan paku ke hati saya. Dan sepertinya, ini karena doa dari
orang tua yang mengalir ke saya untuk
menjaga anaknya ini, termasuk Menjaga Hati ini.
Bahkan, ketika saya mencoba untuk melakukan perbuatan jahil
ini, dan hampir saja saya mengatakan “Aku suka sama kamu, mau gak jadi pacar
aku??” Tapi Allah masih sayang terhadapku, sehingga saya belum pernah
mengucapkan kata itu. Dan tidak akan pernah mengucapkannya, selain ucapan Ijab
Qobul sebagai tanda suci ikatan cinta.
Dan untuk para remaja yang nantinya akan menjadi penerus
bangsa ini, saya mohon untuk tidak pernah “pacaran” dan berhenti “pacaran”, karena
yang rugi itu adalah kalian sendiri. Kalian hanya akan merusak hati yang sudah dititipkan
Allah kepada diri kalian masing-masing. Allah sudah menjadikan hati ini sebagai
raja yang menguasai jiwa dan raga kita. Apabila rajanya baik maka ia akan
memerintahkan yang baik-baik, dan begitu pula sebaliknya. Sama halnya dengan
hati, apabila hatinya baik, maka jiwa,raga,akal akan baik, dan apabila tidak
baik, maka jiwa,raga dan akalnya pun menjadi tidak baik.
Saya memang bukanlah siapa” kalian, saya bukanlah orang tua
kalian atau sahabat kalian, tapi saya hanya ingin mengingatkan kepada kalian
semua, bahwa pacaran bukanlah solusi atas perasaan suka/cinta kita terhadap
seseorang, tapi cara untuk mencelakainya, karena sejatinya solusi
terhadap perasaan suka/cinta adalah dengan cara Menikah.
Mudah-mudahan dengan tulisan saya ini, para remaja akan
menyadari kesalahannya dan segera bertaubat kepada Allah serta memperbaiki hatinya yang
sudah berlubang lalu menjaganya sampai Ikatan Suci yang bernama “Pernikahan”(a)
“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging apabila segumpal daging itu baik maka akan menjadi baik semuanya dan apabila segumpal daging itu jelek maka akan jeleklah semuanya ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.